Samsung
Bernaung di bawah perusahaan PT Samsung Electronics Indonesia, pabrik ponsel Samsung berlokasi di kawasan industri Jababeka, Cikarang, Jawa Barat. Dikutip dari berbagai sumber, Samsung menggelontorkan dana investasi senilai USD20 juta sampai 23 juta atau setara Rp361,5 miliar (kurs saat ini).
Pabrik ponsel Samsung di Cikarang diresmikan pada tahun 2015, memiliki hingga 14 line produksi dengan kapasitas sampai 1,5 juta unit per bulan atau setidaknya mencapai 10 juta unit per tahun.
Oppo
Brand asal China, Oppo memiliki fasilitas pabrik yang luas di Indonesia. Oppo telah membangun pabrik baru di kawasan Periuk, Kota Tangerang seluas 10 hektar yang sudah beroperasi sejak Agustus tahun lalu.
Dalam hal perekrutan tenaga kerja, vendor asal China ini menjalin kerja sama dengan Bursa Kerja Khusus (BKK) Kota Tangerang yang menaungi sekitar 40 sekolah di wilayah kota Tangerang, dimana tenaga kerja yang diserap 35 persennya meliputi tenaga kerja pada wilayah kota Tangerang.
Gak cuma Oppo saja, fasilitas manufaktur ini pun menggarap smartphone dari Realme.
Vivo
Vivo juga mempunyai pabrik perakitan ponsel sendiri di Indonesia, lokasinya di Cikupa, Tangerang. Fasilitas ini dibuka pada Maret 2016 lalu, dan menjadi pusat produksi pertama Vivo di Asia Tenggara.
Bukan cuma itu, pabrik di Indonesia menjadi salah satu dari tiga pabrik Vivo terbesar di dunia, selain di China dan India. Saat ini, kapasitas produksi Vivo sudah mencapai ratusan ribu unit per bulan, demikian pula dengan jumlah karyawan yang meningkat sejak dibuka pada 2016 silam.
Xiaomi
Xiaomi menggandeng PT Sat Nusapersada (Satnusa) untuk memproduksi ponsel keluaran terbarunya. Fasilitas ini berada di daerah Lubuk Baja, Kota Batam, Kepulauan Riau, dekat wilayah pemukiman penduduk.
Di pabrik tersebut, Xiaomi telah mempekerjakan lebih dari 1.000 karyawan yang ditempatkan pada bagian perakitan, pengemasan, hingga quality control. Adapun untuk kapasitas produksinya, berdasarkan data tahun 2019, pabrik perakitan Xiaomi mampu memproduksi sampai 700 ribu unit per bulan.
Smartphone keluaran Poco dan Redmi juga dirakit di fasilitas pabrik satu ini.
Infinix, Tecno, dan Itel
Infinix, Tecno, dan Itel merupakan brand yang berada di bawah naungan Transsion Holdings, perusahaan asal Hong Kong. Dari penelusuran, Infinix merakit ponselnya di fasilitas pabrik PT Adhi Reka Mandiri (ARM) yang berlokasi di Delta Silicon, Cikarang, Jawa Barat.
Sementara beberapa ponsel Infinix, kemudian smartphone Tecno dan Itel, dirakit pada fasilitas manufaktur milik PT Yifang Indonesia yang berada di kawasan Cikupa, Tangerang.
Sharp
Sharp merupakan perusahaan elektronik asal Jepang dengan fasilitas pabrik yang luas. Berlokasi di Karawang International Industrial City (KIIC), Karawang, Jawa Barat, pabrik ini memiliki luas total 33 hektar.
Dikutip dari beberapa sumber, pabrik Sharp ini memiliki jumlah karyawan sampai 3.000 orang. Gak cuma untuk merakit smartphone, di pabrik ini Sharp juga memproduksi lemari es, AC, mesin cuci, dan TV.
Asus
Sama seperti Xiaomi, Asus juga menggandeng Satnusa sebagai mitra untuk merakit smartphone-nya di Indonesia. Gak cuma smartphone, bersama Sat Nusa juga, Asus memproduksi laptop untuk pasaran Indonesia di fasilitas manufaktur yang terletak di Batam tersebut.
Advan
Pabrik Advan berlokasi di Semarang, dimana pabrik ini juga sempat disebut oleh capres nomor urut 3, Ganjar Pranowo. Pabrik Advan yang berada di bawah naungan PT Bangga Teknologi Indonesia memiliki luas 15 ribu persegi di kawasan industri Candi Kota, Semarang, Jawa Tengah. Pabrik ini sanggup memproduksi 30 ribu unit ponsel per harinya. Selain Advan, HMD Indonesia yang memegang hak merek atas ponsel Nokia, juga merakit feature phone mereka di fasilitas ini.
Tidak ada pabrik Apple di Indonesia
Dari semua merek ponsel di atas, hanya Apple yang tidak memiliki fasilitas pabrik di Indonesia. iPhone, iPad, dan produk Apple lain yang dijual di Indonesia dibuat di China dan diimpor ke Indonesia.
Perusahaan asal Cupertino, Amerika Serikat (AS) ini mengandalkan TKDN jalur investasi untuk bisa memasarkan produknya di tanah air. Menurut Ismail selaku Dirjen SDPPI Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Apple punya program Apple Academy yang diperhitungkan sebagai bagian dari TKDN.